Rabu, 18 November 2009

Teknik – Teknik Wawancara

Berita sebagai produk jurnalistik hanya bisa lahir dari fakta-fakta yang ada di masyarakat. Dan di balik fakta-fakta itu tentu ada aktornya. Untuk kelahiran sebuah produk jurnalistik yang sehat, jurnalis harus mampu membuat si aktor bicara. Cara efektif untuk itu, tidak ada lain, kecuali dengan jalan melakukan wawancara.
Dalam aktifitas jurnalistik, sebuah wawancara sudah barang tentu memerlukan berbagai sentuhan teknik dalam aplikasinya. Dan berbicara ikhwal teknik wawancara, tentu saja kita akan berhadapan dengan sesuatu yang dinamis bahkan progresif dan juga fleksibel. Artinya, teknik wawancara itu bukan merupakan sesuatu yang musti baku, kaku, apalagi sakral. Teknik itu berkembang secara dinamis seiring dengan perkembangan masyarakat. Karenanya, para jurnalis juga dituntuk untuk senantiasa memberdayakan diri sesuai tuntutan jaman.Terpenuhinya prinsip-prinsip keberimbangan bagi sebuah berita, hanya bisa ditempuh dengan wawancara. Dan sekali lagi, hanya dengan wawancara, maka berita sebagai hasil karya jurnalistik akan memiliki daya hidup sekaligus bisa dipertanggungjawabkan. Sebab, dengan wawancara, fakta-fakta dari masyarakat yang dihimpun wartawan akan terekonstruksi dengan baik.
Namun, Wartawan tidak boleh mengabaikan anatomi persoalan yang terkait dengan temuan fakta-fakta tersebut di lapangan. Dan untuk persoalan-persoalan tertentu, Wartawan wajib memetakannya. Penyiapan anatomi persoalan itu bahkan merupakan langkah awal sebelum berlangsungnya sebuah wawancara. Bermutu tidaknya sebuah wawancara, biasanya justru lebih banyak ditentukan oleh hal tersebut. Misalnya, seorang Wartawan ingin mengetahui secara detail tentang posisi, peran dan sumbangan intelektual dalam mendorong demokrasi di Indonesia, maka Wartawan harus mampu menggambarkan bagaimana kaum intelektual Indonesia mengembangkan wacana yang beragam atas wacana resmi Orde Baru di sekitar tema-tema pokok "Pembangunan", "Dwi fungsi", "Demokrasi Pancasila","Persatuan dan kesatuan" serta "Sara". Itu yang penting !.
Dari sana akan bisa dibuat kategori-kategori intelektual Indonesia. Dan mungkin saja akan segera terpetakan adanya intelektual ortodoks, revisionis dan mungkin oposisionis. Secara demikian, setidaknya telah tercipta sarana pemahaman baru yang lebih memadai tentang intelektual Indonesia.Untuk sampai pada pemahaman itu, seorang Wartawan harus memiliki referensi cukup tentang berbagai bidang yang diminati. Jadi, wawancara seorang jurnalis hanya akan sukses dan bermutu, manakala ia telah memiliki kesiapan seperti dimaksud. Namun, yang justru tampak rumit, adalah aktifitas di balik teknik wawancara itu.
Adapun teknik wawancara bisa dikelompokkan menjadi dua (2) bagian.
1. Teknik verbal yang betul-betul memerlukan alat bantu hard ware yang diperlukan.
2. Teknik substansial – teknik yang terkait dengan kemampuan jurnalis dari segi ketajaman nuraninya dalam menentukan pilihan tema, tempat dan saat yang tepat bagi berlangsungnya sebuah wawancara. Disini perlu adanya ketajaman analisis sosial.
Itulah pentingnya seorang Wartawan menguasai materi yang hendak diwawancarakannya terhadap narasumber. Hanya dengan cara seperti itu, ia mampu memperoleh informasi banyak dan akurat serta signifikan.Konkritnya, beberapa hal dibawah ini bolehlah dianggap sebagai tip untuk menunjang suksesnya sebuah wawancara.
1. Wartawan harus memakai kalimat tanya yang bisa membuahkan jawaban obyektif.
2. Pertanyaan harus selalu diusahakan dengan menggunakan kalimat pendek dan mudah dimengerti.
3. Tidak boleh segan-segan mengajukan pertanyaan ulang atas hal-hal yang belum jelas untuk dimengerti.
4. Tahu momentum yang tepat. Juga tahu apa yang layak dan tidak layak untuk ditanyakan, sekaligus cara bertanya yang pas.
5. Jauhi pertanyaan yang bernada menggurui.
6. Hindari gaya interogasi.
7. Hindari pertanyaan yang sifatnya mencari legitimasi dari frame pemikiran yang sebetulnya sudah dimiliki.
8. Hindari pertanyaan yang bersifat menguji nara sumber.
9. Tumbuhkan sifat empaty dalam wawancara.
10. Untuk hal-hal yang spesifik, wartawan perlu terlebih dahulu memaparkan persoalan yang hendak dimintakan pendapat dari nara sumber.
11. Hindari kalimat tanya yang bersifat mengadu domba.
12. Buat pertanyaan yang mampu menggugah daya nalar, ingatan serta perspektif nara sumber.
Ke dua belas tips itu, mungkin akan menjadi jaminan suksesnya sebuah wawancara. Tetapi, mungkin juga takkan berguna apa-apa, jika tidak diimbangi dengan kemampuan jurnalistik individu yang mengoperasikannya. Karena itu pula, seorang jurnalis "haram" mendatangi nara sumber dengan kepala kosong.
• Persiapan Wawancara
Ada beberapa persiapan yang harus anda lakukan sebelum melakukan wawancara, diantaranya: penentuan tema. Mengapa suatu tema harus diangkat? Kenapa harus sekarang? Pertama-tama tanyakan pada diri anda sendiri – mengapa kasus dibawakan sekarang? Dari awal harus sudah jelas peran apa yang akan anda bawakan – informasi apa yang anda mau dari narasumber, apakah perspektifnya, dimana mereka akan anda posisikan. Menentukan sudut pandang sebuah berita ini dibikin untuk membantu tulisan supaya terfokus. Kita tidak mungkin menulis seluruh laporan tentang apa yang kita lihat, atau menulis seluruh uraian yang disampaikan oleh narasumber. Tulisan yang tidak terfokus hanyalah akan membingungkan pembaca. Untuk mebentukan salah satu cara yang termudah adalah membuat sebuah pertanyaan tunggal tentang apa yang mau kita tulis. Jawaban pertanyaan tidak boleh melebar kemana-mana. Hal-hal yang tidak relevan dengan angle sebaiknya tidak ditanyakan. Jika ada informasi lain yang disampaikan maka bisa dibuat judul lain. Atau informasi yang sangat penting tersebut tidak cukup untuk dibuat dalam berita tersendiri, maka bikinlah sub judul.
Susunlah Agar memudahkan dalam wawancara maka sebaiknya anda menyusun kerangka berita atau istilah yang berisi antara lain:
 Tema berita
 Angle
 Latar belakang masalah
 Narasumber
 Daftar pertanyaan

Jumat, 23 Oktober 2009

JOB DESIGN

Pengantar

Pengantar ini saya tulis guna merangkum secara garis besar tentang job design, sekaligus memudahkan Anda untuk mengetahui tentang job design tanpa perlu membuang waktu Anda untuk membaca semua artikel ini, karena materi ini saya ambil dari mata kuliah PERILAKU ORGANISASI jurusan Manajemen Bisnis TI, Program S1 IM Telkom, yang berdurasi kurang lebih satu setengah SKS untuk menyampaikannya. (ceritanya sih, kaya kata pengantar, daftar isi, and rangkuman digabung jadi satu,,,,,,,:P)

Dimulai dari pengertian job design itu sendiri, menurut saya dapat didefinisikan sebagai suatu proses perancangan pekerjaan dengan menggunakan tekhnik-tekhnik tertentu, untuk memudahkan mengerjakan suatu tugas. Karena, dengan kita membuat job design, maka kita menentukan prosedur-prosedur yang harus dijalankan, sesuai dengan tekhnik-tekhnik yang ada guna pencapaian objektif dengan efektif dan efisien.

Tekhnik-tekhnik yang ada, diantaranya :

*
Job Specialization

Sesuai dengan namanya, pekerjaan dibagi menjadi unit-unit terkecil dimana dapat digunakan seseorang/sekelompok ahli, sehingga sesuai dengan tujuan (efektif & efisien).

*
Job Expansion

Seperti yang kita tahu, expansion berarti menambahkan. Dalam hal ini diartikan sebagai penambahan pekerjaan dengan level yang masih sama dengan pekerjaan utama, agar para pekerja merasa tertantang dan tidak bosan.

*
Psychological components

Meningkatnya produktivitas berkaitan dengan meningkatnya perhatian pekerja, dan tekanan sosial menyebabkan pekerja memproduksi dalam tingkat norma kelompok.

*
Self-directed teams

Kelompok yang memberikan kuasa kepada individu untuk bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama

*
Motivation and incentive system

Tekhnik ini dapat digunakan untuk menyemangati para pekerja dan dapat meningkatkan loyalitas, karena mereka akan merasa diperhatikan.

*
Work method and ergonomic

Cara kerja para pekerja dapat diperbaiki dan ditingkatkan sesuai kebutuhan apabila mengikuti perkembangan tekhnologi. Jadi, dalam tekhnik ini secara garis besar membuat hubungan antara manusia dengan mesin.

Ingin informasi yang lebih lengkap tentang bagian-bagian yang telah disebutkan di atas ???

Telah saya masukkan materi lengkapnya di bawah ini (ulasan dari kuliah Perilaku Organisasi).

Selamat membaca ;)

Job Design

Proses yang menghubungkan tugas khusus dengan pekerjaan dan menentukan teknik, peralatan, dan prosedur yang harus digunakan untuk melakukan pekerjaan itu.

*
Job Specialization

Meliputi :

Membagi pekerjaan-pekerjaan kedalam bagian yang lebih kecil.

Penempatan ahli untuk mengerjakan bagiannya masing-masing.

Keuntungannya :

Keterampilan lebih dan pembelajaran yang lebih cepat.

Lebih sedikit waktu yang hilang

Membayar hanya untuk keterampilan yang dibutuhkan.

*
Job Expansion

Proses dalam menambah keanekaragaman pekerjaan , dengan tujuan untuk mengurangi kebosanan.

Metode-metode :

*
Job enlargement

Peningkatan jumlah tugas dengan tingkat kesulitan dan tanggung jawab yang sama; disebut juga beban kerja horisontal.

*
Job enrichment

Peningkatan tanggung jawab pekerja dan dalam mengendalikan pekerjaannya, disebut juga beban kerja vertikal.

Cara-caranya :

Membiarkan pekerja untuk merencanakan jadual kerja mereka sendiri.

Membiarkan pekerja untuk menentukan bagaimana kerja harus dilakukan.

Membiarkan pekerja untuk mengoreksi pekerjaan mereka sendiri.

Membiarkan pekerja untuk belajar keterampilan-keterampilan yang baru.

*
Job rotation.

Employee empowerment

Meliputi Decision making, control, dan planning.

*
Psychological components

Individu mempunyai nilai, sikap dan emosi yang mempengaruhi hasil suatu pekerjaan. Contohnya: Work is a social experience that affects belonging needs( Pengalaman kerja sosial yang berdampak pada kebutuhan yang diinginkan)

Tindakan efektif pekerja datang kebanyakan dari dalam diri individu.Contohnya: Scientific management argued for external financial rewards

*
Self-directed teams

Kelompok yang memberikan kuasa kepada individu untuk bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama.

Alasan terciptanya Keefektifan

Adanya pemberian kuasa kepada karyawan.

Adanya karakteristik inti pekerjaan

Memenuhi kebutuhan psikologi

*
Motivation and incentive system (Motivasi dan uang)

Manajemen Ilmiah Taylor (1911)

Pekerja sebagian besar dimotivasi oleh uang

Suggested piece-rate system(mengusulkan sisem bagi rata)

Maslow’s theory (1943)

Orang dimotivasi oleh hirarki kebutuhan termasuk didalamnya adalah uang

Herzberg (1959)

Uang dapat memberikan efek tidak puas atau netral

*
Work method and ergonomic

Studi tentang kerja, biasa disebut “human factors” merupakan penghubung antara manusia-mesin

Contoh :

Mouse

Keyboard

Tujuan utama ergonomi :

memaksimalkan efisiensi Karyawan

memperbaiki kesehatan dan keselamatan kerja

menganjurkan agar pekerja aman (comfort), nyaman (convenience) dan semangat.

Memaksimalkan bentuk (performance) kerja yang menyakinkan

Rabu, 21 Oktober 2009

ANAK KECIL BERDAGANG ROKOK KELILING DITEMPAT FAVORITKU



Selasa , 06 oktober 2009

Aku tak pernah menyangka bahwa tempat ini akan menciptakan begitu banyak kisah luar biasa, bahkan dari orang-orang biasa. Seperti hari itu aku berjalan di sekitar Tempat favoritku Ditaman MENTENG. Tempat dimana aku melepaskan seluruh keletihan dan kepenatan setelah sebulan berkutat dengan tugas-tugas kuliah, praktikum hingga urusan organisasi. Tempat yang menjadi saksi ketika aku mulai jenuh dengan berbagai masalah duniawi yang menempaku. Dan tempat yang menjadi sahabat ketika aku diam-diam menyelami nikmat dan kebesaran Yang Maha Kuasa.

Mataku tiba-tiba tertuju pada seorang anak laki-laki kecil berpakaian kumal dengan kotak dagangan yang ia gantungkan di lehernya. Kutaksir umurnya sekitar 10 tahun. Ia berjalan dari satu tempat duduk ke tempat duduk berikutnya menawarkan dagangan. Sesekali ia menawari orang-orang yang lagi asyik pacaran berdiri di sekitar taman menteng.

Kuperhatikan dengan seksama, ia menjual berbagai macam rokok dan permen.dia berkeliling taman untuk mencari pelanggan yang mau membeli.tiba-tiba dia mendatangi saya dan menawarkan dagangan dia dengan saya.gak tau kenapa tiba-tiba firasat aku ingin membeli sebungkus rokok dia dan saya juga bertanya-tanya kepada anak kecil itu.ternyata dagangan yang dia dagangin itu ternyata punya orang lain dan dia setiap hari di ahanya dapat uang makan makan saja dan tempat tinggal untuk bertduh atau tidur.saya bertanya kepada dia, dia bekerja dari pagi jam 6 pagi sampai jam 11 malam.aku sangat kasihan kepada dia dan saya juga bertanya lagi dia hanya bisa jual rokok 15 bungkus tapi kalau ramai bisa menjual rokok 20 sampai 25 bungkus rokok.

Itu cerita saya dengan anak kecil pedagang rokok keliling taman menteng tempat favorit say.